Manfaat Fisik: Mainan balok memperkuat gengaman jari dan tangan anak, meningkatkan koordinasi mata dan tangan. Mainan balok juga mendidik anak mempelajari perbedaan bentuk geometri.
Manfaat Sosial: Mainan balok mendorong anak untuk berteman dan bekerja sama. Balok bermanfaat bagi anak karena balok mendorong interaksi dan imajinasi. Imajinasi anak dapat segera diwujudkan dengan mainan balok. Kreatifitas yang dikombinasikan dengan aksi sangat penting dalam kehidupan sosial.
Manfaat Intelektual: Anak dapat mengembangkan kemampuan kata-kata saat mereka mecoba mengambarkan ukuran, bentuk dan posisi. Anak mengembangkan kemampuan matematik melalui pengelompokan, penambahan, pengurangan. Dua buah segitiga sama sisi jika digabung akan menjadi persegi empat. Hal tersebut bisa juga akan dimengerti melalui bermain balok standar. Dengan bermain balok, anak akan mengalami bahwa balok jika tidak seimbang akan jatuh, anak belajar tentang keseimbangan dan gravitasi. Belajar geometri dari mainan balok akan meningkatkan stimulasi intelektual. Penelitian yang dilakukan di Universitas Washington juga menunjukkan hasil, bahwa anak yang bermain menggunakan blok kemampuan bahasanya lebih tinggi dari teman-temannya.
Manfaat Kreatif: Mainan balok merupakan pemicu stimulasi kreatifitas, karena anak akan membuat desain mereka sendiri dengan balok. Plato Seorang Philosofi Yunani (428-348 SM) menulis bahwa arsitek masa depan adalah anak yang mainannya membuat bangunan.
Sebetulnya, pertemuan pertama bu Yuni dengan mainan edukatif adalah dengan mainan balok kayu. Ketika ada orang Jepang, kenalan bu Yuni yang ingin pulang ke negaranya, dia mengadakan garage sale. Ibu Yuni ikutan. Ibu Yuni datang ke rumahnya di Cilandak, saat itu ibu Yuni membawa Kiyo (kalau tidak salah, saat itu Kiyo masih berumur satu tahun). Karena anak-anaknya sudah besar, untuk Kiyo tuan rumah kemudian menawarkan juga mainan yang dipunyai oleh anaknya dulu. Ada beberapa mainan kayu dan lego satu kotak. Namanya juga garage sale, harganya terjangkau. Bu Yuni beli saja. Setelah sampai di rumah, Kiyo sangat senang dengan mainan kayu tersebut. Anak-anak tetangga juga suka ikut bermain. Ibu Yuni sempat mencari di mana tempat menjual mainan kayu tersebut, ternyata tidak gampang mencari. Kalau mainan plastik banyak, tetapi mainan kayu tidak banyak. Ketika melihat iklan peluang usaha menjual mainan kayu di sebuah tabloid, ibu Yuni kemudian mencoba peluang tersebut. Untuk selanjutnya, cerita tentang ibu Yuni memulai usaha ada di seri artikel memulai bisnis.
Kita kembali ke mainan balok kayu. Diperkirakan, permainan konstruksi yang paling tua dan paling umum mungkin adalah balok kayu. Mainan balok kayu dan lego adalah permainan kontruksi. Mainan balok kayu bisa diberikan kepada anak bayi sejak umur 6 bulan. Sedang Lego diberikan untuk anak yang lebih besar.
1. http://en.wikipedia.org/wiki/Toy
2. http://organicgrace.com/files/organicgrace
3. Sumber lain dari internet
0 komentar:
Posting Komentar